Surabaya, usai mengekang
⠀
Bisa dibilang, lumayan. Lebih baik atau tidaknya, ia juga tak tahu. Kesepian, jelas ia kesepian. Tapi dengan begini, cita-cita nya teraih.
Tak ada satupun obrolan terjadi lepas 5 tahun kepergiannya. Tak ada satupun pesan sampai atau terkirim dari ranah Surabaya maupun Yogjakarta. Sama-sama diam dan tak saling kenal. Memulai enggan, tak memulai rindu.
"Besok, ulang tahun Bunda ...."
"Ayah apa inget ya? Inget lah."
"Tapi ayah ga mungkin ke Surabaya cuma buat nemuin Bunda, ga bakal."
"Pasti dilarang Eyang, mana suka Eyang sama Bunda."
Jemarinya berhenti menulis begitu bunyi notifikasi muncul. Tak bernama, menanyakan namanya pada bubble chat pertama.
Oh, sudah lama tak berjumpa, sayang.
Ada rasa yang mengiris masa lalu nya. Ia benar-benar tak berbohong dengan lima tahun tanpa komunikasi dengan keluarganya. Entah keluarga kandung maupun keluarga besarnya, tak satu pun.
"Ya tuhan, semoga Yuukana tidak membujuk untuk pulang."
Bukan enggan, hanya saja ... ia tak siap. Dirinya tak siap dengan apa yang akan ditatap dan diajak bicara nantinya.
"Maaf Bunda, putri mu telah gagal mengemban janji. Pesan mu tak terlaksana, aku gugur ditengah jalan ... aku minta maaf ...."
— Kenjira . ⌗PENAPAK
Bisa dibilang, lumayan. Lebih baik atau tidaknya, ia juga tak tahu. Kesepian, jelas ia kesepian. Tapi dengan begini, cita-cita nya teraih.
Tak ada satupun obrolan terjadi lepas 5 tahun kepergiannya. Tak ada satupun pesan sampai atau terkirim dari ranah Surabaya maupun Yogjakarta. Sama-sama diam dan tak saling kenal. Memulai enggan, tak memulai rindu.
"Besok, ulang tahun Bunda ...."
"Ayah apa inget ya? Inget lah."
"Tapi ayah ga mungkin ke Surabaya cuma buat nemuin Bunda, ga bakal."
"Pasti dilarang Eyang, mana suka Eyang sama Bunda."
Jemarinya berhenti menulis begitu bunyi notifikasi muncul. Tak bernama, menanyakan namanya pada bubble chat pertama.
Oh, sudah lama tak berjumpa, sayang.
Ada rasa yang mengiris masa lalu nya. Ia benar-benar tak berbohong dengan lima tahun tanpa komunikasi dengan keluarganya. Entah keluarga kandung maupun keluarga besarnya, tak satu pun.
"Ya tuhan, semoga Yuukana tidak membujuk untuk pulang."
Bukan enggan, hanya saja ... ia tak siap. Dirinya tak siap dengan apa yang akan ditatap dan diajak bicara nantinya.
"Maaf Bunda, putri mu telah gagal mengemban janji. Pesan mu tak terlaksana, aku gugur ditengah jalan ... aku minta maaf ...."
— Kenjira . ⌗PENAPAK
Komentar
Posting Komentar